Senin, 26 Maret 2012

Transportasi Umum Di Indonesia

Saya menulis tulisan ini karena sudah gerah dengan transportasi umum di Indonesia. Sejauh ini, alat transportasi umum jarak dekat di Indonesia sangat memprihatinkan. Mungkin hanya Trans Jogja saja yang lumayan, namun waktu untuk menunggunya lama sekali dan routenya berputar-putar. Dalam tulisan ini saya mencermati alat transportasi untuk wilayah Yogyakarta dan Magelang.
Pertama, untuk wilayah Yogyakarta. Lagi-lagi saya bertanya, kepada siapakah kebijakan Presiden (baca: Soesilo Bambang Yoedhiyono) kita sekarang ini mengarah? Jika benar kebijakan Beliau mengarah pada rakyat kecil/proletar/marhaen/kaum miskin, seharusnya Beliau memperhatikan transportasi umum rakyat tersebut. Besi-besi yang sudah karatan, tempat duduk yang sudah sobek-sobek, mesin sudah tak layak, asap knalpot yang jauh di bawah standar emisi yang diharuskan, sopir yang mengendarai kendaraan seperti siput, dan segala hal buruk lainnya. Sementara itu, kredit kendaraan bermotor dan mobil sangatlah mudah. Jika terus begini, bagaimana bisa penduduk tidak beralih ke kendaraan pribadi? Saya benar-benar tidak mengerti akan dikemanakankah kebijakan Pemerintahan NKRI ini. Tidakkah mereka-mereka mengetahui bahwa pabrik-pabrik pembuat kendaraan mermotor itu milik asing? Keuntungan yang didapat dari penjualan akan masuk ke kantong asing? Hey, tidak sadarkah jalan raya akan semakin melebar? rumah rakyat tergusur? Bagaimana dengan pundi-pundi penghasilan angkot dan kernet jika sudah tidak ada penumpangnya? Tidak sadarkah kalian bahwa jalan sudah semakin macet dan berakibat pada ketidakdisipilnan? Akan dibawakemanakah masa depan negara ini jika hal kecil seperti disiplin sudah tidak diperhatikan? karakter penduduk akan memperlihatkan seperti apa negara ini akan berkembang. Belum lagi tentang masalah lingkungan. Tidak usah menunggu data-data tentang apa-apa saja yang menyebabkan polusi tertinggi, polusi kendaraan pasti mempunyai andil besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar