Senin, 08 April 2013

waktu telah bicara

Itu sang waktu. Dia telah membuat keputusan. Berbicaralah ia tentang aku dan kamu yang akhirnya saling mendekat kembali. Hingga kini kau dan aku saling bertukar kabar, setiap hari.
Itulah kamu. Kamu yang lebih sering memandirikan diriku daripada memanjakanku. Kecuali ketika aku benar-benar butuh bantuan kau baru membantuku. Di setiap kata yang kau ucap, aku tahu per kata perhatian yang terselip dan umpan agar aku meminta pertolonganmu. Ah itulah kamu. Kamu dan segala tingkah menyebalkanmu. Kamu dan segala umpanmu hingga aku terpancing untuk memnta bantuanmu.
Kau yang terbiasa hidup di hutan, diasuh oleh liarnya alam, menularkan semuanya padaku.
Dia pun begitu. Iya, dia yang dulu itu. Sekarang pun masih.
Kau dan dia, kenapa harus sama?
Aku dididik hidup mandiri sejak kecil, kenapa kalian pun memperlakukan aku sama?
Tidak. Aku tidak berharap dimanja. Aku hanya mempertanyakan.
Kemudian datang orang lain lagi. Begitu perhatian, begitu mudah khawatir, cenderung memberikan apa yang aku butuhkan. Apa aku bahagia? Justru aku terus berlari menghindarinya.
Kepada siapa aku mengejar? Kalian berdua?
Oh kalian sama-sama berupa ketidakpastian.
Lihat? Kalian serupa.

Hanya seperti Hanamichi Sakuragi. Aku akan merasa kuat dan lebih bersemangat jika aku mendapat tantangan super sulit. Dengan lawan yang mudah? Oh aku akan menyerahkan kemenangan itu dengan sukarela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar